Selasa, 10 November 2015

Mengapa Seseorang Bisa Jatuh Cinta?

     "Mengapa manusia jatuh cinta ?"
      Mungkin beberapa orang akan mengatakan, "Ya...memang sudah takdir manusia seperti itu". Tidak salah memang. Lalu mungkin ada juga yang menjawab dengan pertanyaan, "Ya...bagaimana bisa tercipta manusia-manusia yang lain?" Luar biasa, jawaban inipun tidak salah. Rupanya akan ada banyak jawaban yang sekiranya proporsional untuk menjawab pertanyaan ini. Namun, disamping jawaban yang kedengarannya umum, kita bisa mencari penjelasan yang sifatnya scientific. Ada beberapa penjelasan mengenai aktifitas emosi (karena cinta termasuk bagian dari emosi manusia) berdasarkan sudut pandang ilmu biologi (atau mungkin kedokteran).

     Dengan dasar "segala kegiatan yang dilakukan manusia baik secara sadar maupun tidak sadar, ada peran hormon dibalik itu semua". Ok, mungkin dari pembaca artikel ini ada yang memiliki background biologi atau kedokteran yang cukup kuat. Namun, saya tetap akan memberikan penjelasan tentang apa itu hormon.


     Berdasarkan definisi yang tercantum pada wikipedia, hormon adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antar kelompok sel. Nah, dari definisinya saja sudah terlihat, pesan. Tiap rangsangan yang ada dalam tubuh kita tentunya melibatkan reaksi kimia.

     Sekarang kita akan membahas satu persatu hormon yang memengaruhi atau merangsang kegiatan yang dinamakan cinta.

     Hormon pertama dopamine. Dijelaskan bahwa hormon ini bekerja selayaknya kokaine. Ketika anda bertemmu seseorang yang anda sukai, hormon dopamine ini bekerja dan sifatnya addictive. Mereka yang menyukai pasangannya seakan-akan ketagihan untuk terus bertemu dengan orang yang disukainya itu.

     Pernahkah anda mendengar rayuan gombal dan tak bermutu berikut ini?

     "Jantungku berdetak kencang saat aku melihatmu". Selain itu, nafas orang yang mengidap "cinta" ini menjadi lebih cepat (atau istilahnya ngos-ngosan)

     Menurut anda, siapa dalang dibalik aktifitas tak lazim tersebut? Jawabannya adalah fenylethilamin. Rupanya, rayuan gombal dan tak bermutu di atas merupakan efek dari hormon tersebut (selamat kepada anda sang pengguna rayuan tersebut. anda rupanya mengetahui efek dari fenylethilamin).

     Berikutnya ada peran hormon adrenalin didalamnya. Sebagian pengaruh dari adrenalin ada yang mirip dengan fenylethilamin, yaitu mempercepat nafas. Selebihnya ada lagi hubungannya dengan , lagi-lagi lirik-lirik tak bermutu, "makan tak nafsu karena mu".

     Inilah penjelasannya mengapa lirik dan rayuan sampah terkadang ada betulnya. Membahas lirik di atas, hal itu dipacu oleh kerja hormon adrenalin. Ketika hormon ini bekerja, efek yang ditimbulkan dapat menghilankan nafsu makan karena organ pencernaan jadi bekerja lebih lambat (lagi-lagi selamat kepada mereka yang menggunakan kalimat seperti itu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar